Mengenal Sistem Pengereman Retarder pada Bus dan Truk

Tahukah Anda bahwa terdapat sistem pengereman tambahan pada bus dan truk? Sistem pengereman ini tidak mengandalkan pada sistem pengereman utama, melainkan mengandalkan tenaga elektromagnetik atau kinetik yang membantu memperlambat kendaraan ketika jalan menurun atau menanjak.
Inilah yang dinamakan sistem pengereman retarder. Jenis sistem pengereman ini sangat membantu sistem pengereman utama agar tidak bekerja terlalu keras hingga mengakibatkan overheating.
Lantas, bagaimana cara kerja sistem pengereman retarder? Anda bisa tahu jawabannya selengkapnya dengan membaca artikel berikut!
Baca Juga: Penting, Ini Daftar Spare Part Bus Cadangan yang Harus Dimiliki
Apa Itu Sistem Pengereman Retarder?
Sistem pengereman retarder adalah sistem pengereman tambahan yang digunakan pada kendaraan berat seperti bus, truk dan kendaraan komersial lainnya untuk membantu memperlambat atau menahan laju kendaraan tanpa mengandalkan rem utama.
Retarder berfungsi untuk mengurangi keausan pada rem utama, terutama saat kendaraan melaju di jalan menurun atau dalam kondisi stop-and-go.
Meskipun begitu, sistem pengereman ini bukan pengganti rem utama, melainkan pelengkap yang sangat penting. Sistem ini berguna untuk menjaga keselamatan dan efisiensi.
Fungsi Retarder dalam Kendaraan Berat
Selain memiliki fungsi utama dalam memperlambat kendaraan di jalan menurun, berikut adalah fungsi-fungsi lain dari retarder:
- Menjaga kecepatan tetap stabil di jalanan menurun
- Mengurangi beban kerja rem utama, sehingga umur pakai kampas rem bisa lebih panjang
- Meningkatkan keselamatan, terutama saat mengemudi di daerah pegunungan atau berbeban berat
- Memberikan pengereman yang lebih halus dan bertahap, cocok untuk kendaraan yang membawa penumpang seperti bus
Jenis-Jenis Retarder dan Cara Kerjanya
Adapun, dalam penerapannya ada sejumlah jenis-jenis retarder yang ada, seperti:
1. Retarder Elektromagnetik
Jenis retarder ini menggunakan medan magnet untuk menciptakan gaya hambat pada poros transimisi. Medan magnet tersebut menciptakan gaya eddy current pada cakram logam atau rotor yang berputar, sehingga menghasilkan hambatan.
2. Retarder Hidrolik
Retarder jenis ini terletak di antara transmisi dan poros penggerak. Bekerja dengan menggunakan fluida dalam turbin dan stator untuk menciptakan hambatan fluida saat kendaraan melambat.
3. Retarder Mekanis
Retarder jenis ini tidak selalu disebut “retarder” secara teknis, tetapi disebut dengan istilah engine brake yang sering dikategorikan sebagai sistem deselerasi tambahan.
Cara kerja dari retarder mekanis adalah memanfaatkan kompresi mesin untuk memperlambat kendaraan. Lalu pada sistem “Jake Brake” atau kompresi release, katup buang dibuka di akhir langkah kompresi, sehingga energi hilang sebagai tekanan, bukan mendorong piston ke bawah.
Bagaimana Rem Retarder Digunakan?
Penggunaan rem retarder sebenarnya tergantung pada sistem dari kendaraan. Tetapi secara umum, retarder tidak dioperasikan seperti rem pedal biasa.
Pertama-tama, Anda perlu mencari tahu terlebih dahulu apakah kendaraan menggunakan retarder elektromagnetik, hidrolik, atau engine brake. Lalu, cek apabila retarder dikontrol secara otomatis, manual (tuas) atau kombinasi keduanya.
Biasanya, tuas atau saklar yang di dekat setir digunakan untuk mengaktifkan atau mengatur kekuatan retarder. Pada umumnya ada tingkat 1–5 tergantung dengan kondisi jalan yang membutuhkan perlambatan ringan atau berat.
Dengan begitu, Anda bisa mengaktifkan retarder saat kendaraan menuruni bukit atau turunan panjang untuk menjaga kecepatan stabil tanpa menginjak rem.
Jika kondisi jalan datar, nonaktifkan tuas retarder agar kendaraan bisa kembali melaju normal.
Tips Merawat Retarder pada Bus dan Truk
Merawat sistem retarder sangat penting agar fungsinya tetap optimal dan tidak membahayakan saat digunakan, terutama pada kendaraan berat seperti truk atau bus.
Perawatan retarder harus dilaksanakan secara rutin. Berikut adalah panduan umum cara merawat sistem pengereman retarder yang benar:
1. Periksa sistem kelistrikan
Bagi yang menggunakan retarder elektromagnetik, perlu cek sambungan kabel, relay, dan saklar untuk memastikan tidak ada korsleting atau kerusakan. Pastikan arus listrik yang masuk ke elektromagnet stabil.
2. Periksa oli dan sistem pendingin
Retarder hidrolik memiliki oli transmisi khusus sekaligus sejumlah komponen oil filter untuk memastikan bahwa aliran oli lancar. Jangan lupa untuk sering cek apakah ada kebocoran oli pada turbin atau selang.
3. Periksa fungsi tuas atau switch retarder
Pastikan tuas pengatur level retarder bekerja lancar dan tidak macet. Jika retarder otomatis, pastikan sensor dan ECU (Electronic Control Unit) bebas error. Cek indikator di dashboard untuk memastikan sistem aktif sesuai pengaturan.
4. Kalibrasi dan uji fungsi retarder
Lakukan uji coba pengereman retarder dalam kondisi aman (jalan datar, dan tidak licin). Cek apakah setiap tingkat 1–5 memberikan efek perlambatan yang proposional. Jika pengereman terasa melemah, cek ke bengkel khusus.
5. Jangan gunakan di jalan licin atau ban aus
Penggunaan yang salah bisa mempercepat kerusakan. Gunakan rem utama atau engine brake pada jalan berbahaya seperti jalan licin atau ban aus agar sistem retarder tidak bekerja berlebihan.
Baca Juga: Apa Itu Air Suspension: Jenis, Fungsi, dan Cara Kerjanya
Cari Oli Filter dan Maintenance Kit Retarder? Di Klik UT Saja!
Jika Anda mencari maintenance kit retarder dan oil filter untuk merawat retarder kendaraan, Anda bisa menemukannya di marketplace spare part alat berat terlengkap, Klik UT. Selain itu, terdapat spare part Scania dan berbagai kendaraan berat lain yang Anda butuhkan.
Selengkapnya, akses Klik UT sekarang juga dan dapatkan promo menarik setiap bulannya! Mulai dari diskon dan souvenir menarik dari UT Connect. Terbatas, jangan sampai ketinggalan!