Penyebab Umum Kerusakan Radiator Alat Berat yang Sering Terjadi di Lapangan

Radiator adalah komponen penting yang menjaga suhu mesin tetap stabil agar tidak terjadi overheat. Namun, di lapangan sering dijumpai kasus kerusakan radiator yang membuat alat berat berhenti beroperasi.
Pertanyaannya, apa penyebab radiator cepat rusak, apa dampaknya bagi mesin, dan bagaimana cara mencegahnya?
Artikel ini akan mengulas penyebab umum, tanda-tanda masalah, hingga solusi perawatan yang efektif.
Penyebab Umum Kerusakan Radiator Alat Berat
1. Kotoran dan debu yang menumpuk
Operasi alat berat di area tambang, konstruksi, atau perkebunan membuat radiator rentan tertutup debu, lumpur, maupun serpihan kecil. Penumpukan kotoran di kisi-kisi radiator menghambat sirkulasi udara, sehingga proses pendinginan tidak maksimal. Jika dibiarkan, mesin lebih cepat panas dan umur radiator berkurang drastis.
2. Kebocoran pada selang atau sambungan
Radiator bekerja optimal jika sirkulasi coolant lancar. Kebocoran kecil pada selang atau sambungan membuat cairan pendingin cepat berkurang.
Akibatnya, mesin kekurangan cairan pendingin dan lebih mudah overheat. Dalam jangka panjang, kerusakan bisa merembet ke piston, gasket, bahkan silinder.
3. Kerak karena pengisian radiator dengan air biasa
Banyak operator mengisi radiator dengan air biasa karena lebih praktis. Padahal, air tidak memiliki aditif yang mencegah karat dan kerak.
Penggunaan air biasa secara terus-menerus akan meninggalkan endapan mineral di dalam radiator, mempersempit jalur aliran, dan akhirnya merusak komponen.
Coolant standar seperti Afnac Coolant jauh lebih aman untuk menjaga performa mesin, sehingga bisa jadi rekomendasi yang Anda gunakan.
4. Korosi dan karat dalam radiator
Korosi biasanya terjadi karena penggunaan coolant yang tidak tepat atau kurangnya perawatan. Karat membuat dinding radiator rapuh, mudah retak, dan bocor.
Jika kerusakan sudah parah, radiator harus diganti total. Tentu saja, biayanya tidak murah.
5. Kipas pendingin rusak
Selain radiator, kipas pendingin juga berperan menurunkan suhu cairan pendingin.
Jika kipas macet, putaran lemah, atau rusak, suhu coolant tidak bisa turun dengan sempurna. Dampaknya, mesin cepat panas terutama saat bekerja dengan beban berat.
6. Kurang perawatan berkala
Radiator membutuhkan pemeriksaan rutin. Masalah kecil seperti level coolant yang turun atau sambungan yang kendur sering kali diabaikan.
Padahal, jika tidak ditangani sejak awal, kerusakan kecil ini bisa menumpuk dan menjadi kerusakan besar yang menyebabkan downtime panjang.
Baca Juga: Radiator Alat Berat dan Serba-Serbinya
Dampak Kerusakan Radiator pada Alat Berat
1. Performa mesin turun karena overheat
Radiator yang rusak membuat suhu mesin tidak terkendali. Overheat mengakibatkan mesin kehilangan tenaga, laju kerja melambat, bahkan unit bisa tiba-tiba berhenti.
Dalam jangka panjang, kondisi ini merusak reputasi operasional karena target pekerjaan tidak tercapai sesuai jadwal.
2. Mesin lebih boros bensin
Mesin yang bekerja pada suhu tinggi cenderung lebih boros bahan bakar.
Sistem pembakaran tidak lagi optimal, sehingga operator harus mengeluarkan energi ekstra untuk hasil yang sama. Akibatnya, biaya operasional harian membengkak dan efisiensi kerja menurun.
3. Rusak permanen keseluruhan
Overheat yang berulang bisa merusak gasket kepala silinder, piston, hingga dinding silinder. Komponen-komponen ini tergolong mahal dan butuh waktu lama untuk penggantian.
Jika kerusakan sudah mencapai tahap ini, alat berat bisa tidak beroperasi berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Radiator yang dibiarkan rusak akan menimbulkan efek domino ke sistem mesin lainnya.
Downtime yang panjang membuat proyek terhambat dan menambah biaya sewa unit cadangan. Selain itu, biaya perbaikan radiator plus komponen mesin lain bisa jauh lebih besar dibandingkan biaya perawatan rutin.
Cara Mencegah Kerusakan Radiator
1. Gunakan coolant yang tepat
Pilih coolant berkualitas seperti Afnac Coolant yang memiliki aditif antikarat dan antiendapan. Cairan ini diformulasikan khusus untuk menjaga mesin dari overheat.
2. Bersihkan radiator secara berkala
Lakukan pembersihan dengan kompresor udara atau air bertekanan untuk menghilangkan debu dan lumpur yang menempel di kisi-kisi radiator.
3. Cek sambungan selang dan level coolant
Pastikan tidak ada kebocoran pada sambungan dan coolant selalu berada pada level yang direkomendasikan.
4. Ganti coolant sesuai rekomendasi pabrikan
Jangan lupa, coolant memiliki umur pakai. Mengganti secara rutin akan menjaga performa pendinginan tetap optimal.
Kerusakan radiator pada alat berat sering berawal dari masalah kecil seperti debu yang menumpuk, kebocoran sambungan, hingga penggunaan air biasa.
Kalau tidak dicegah, kerusakan ini bisa menyebabkan overheat, biaya perbaikan besar, dan downtime yang merugikan.
Namun, jika kerusakan sudah terjadi dan spare part perlu diganti, tak perlu khawatir karena ada UT Connect yang memudahkan pemesanan spare part asli seperti coolant dan komponen radiator.
Download UT Connect sekarang dan rasakan sendiri bagaimana monitoring digital membantu melindungi mesin, memangkas downtime, serta menghemat biaya operasional di lapangan.